Kakek Asal Kebumen Tunaikan Ibadah Haji dengan Bersepeda
Kakek Asal Kebumen Tunaikan Ibadah Haji dengan Bersepeda
Khudori, warga RT 2 RW 3 Dukuh Krajan, Desa Roworejo Kecamatan Kebumen membuat heboh warga masyarakat Kota Beriman. Ini setelah pria berusia 57 tahun tersebut "nekat" berangkat ke Mekah, Arab Saudi dengan bersepeda alias ngontel.
Khudori yang di KTP berprofesi sebagai buruh harian lepas tersebut bahkan sudah berangkat pada Minggu pagi (29/4/2018). Khudori tak berangkat sendiri. Turut bersamanya, Nurudin warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren.
Suasana haru mewarnai pamitan keduanya yang dilakukan di rumah Khudori, sekitar pukul 08.00 WIB. Ratusan warga terdiri dari sanak keluarga, tetangga, kerabat dekat dan teman-teman Khudori melantunkan doa. Suasana haru pun terasa saat Khudori dan Nurudin berpelukan meminta pamit.
Khudori yang di KTP berprofesi sebagai buruh harian lepas tersebut bahkan sudah berangkat pada Minggu pagi (29/4/2018). Khudori tak berangkat sendiri. Turut bersamanya, Nurudin warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren.
Suasana haru mewarnai pamitan keduanya yang dilakukan di rumah Khudori, sekitar pukul 08.00 WIB. Ratusan warga terdiri dari sanak keluarga, tetangga, kerabat dekat dan teman-teman Khudori melantunkan doa. Suasana haru pun terasa saat Khudori dan Nurudin berpelukan meminta pamit.
Anak kandung Khudori, Tohar (36) dan Tobib Fuadi (32), mengatakan, ayah kandungnya tersebut sudah lama melontarkan niat pergi ke Mekah. "Bapak sudah berniat ke Mekah setengah tahun lalu,"katanya saat ditemui Kebumen Ekspres di rumahnya, Minggu (29/4/2018).
Niat ke Mekah dengan bersepeda sepertinya sudah sangat bulat di benak Khudiri. Mbah Khudori, bahkan mengurus sendiri persyaratan paspor di Kantor Imigrasi Cilacap. Hebatnya dia rela pulang pergi ke Cilacap dengan sepeda ontel. "Seingat saya sudah tiga kali Bapak bolak-balik ke Cilacap ngurus paspor,"imbuh Tohar.
Mbah Dori, sapaan akrab Khudori seperti disampaikan Tohar mengatakan, bertekad sebisa mungkin sampai Mekah dengan sepeda. Untuk jalur laut, Khudori berencana naik kapal. Selebihnya, bakal dilalui dengan bersepeda.
Mbah Dori menargetkan bisa sampai tepat waktu saat melakukan ibadah haji. Jadi, ada waktu sekitar 6 bulan lagi. "Bapak hanya berpesan minta dibuat selamatan saat pas pelaksanaan hari raya Qurban (10 Dulhijah).
Pihak keluarga sendiri memilih bersikap ikhlas dan mendoakan yang terbaik bagi Mbah Dori. Namun demikian, mereka optimis Mba Dori selamat tak kurang suatu apa.
"Kalau sudah punya kemauan, ayah gak bisa dicegah. Soal bersepeda, beliau sudah sering melakukannya. Biasanya ziarah. Pernah ke Semarang bersepeda untuk ziarah..
Bahkan tahun lalu, selama puasa ayah saya tak pulang. Ya itu tadi, ziarah dengan naik sepeda," kata Tobib.(cah/saefur)
Niat ke Mekah dengan bersepeda sepertinya sudah sangat bulat di benak Khudiri. Mbah Khudori, bahkan mengurus sendiri persyaratan paspor di Kantor Imigrasi Cilacap. Hebatnya dia rela pulang pergi ke Cilacap dengan sepeda ontel. "Seingat saya sudah tiga kali Bapak bolak-balik ke Cilacap ngurus paspor,"imbuh Tohar.
Mbah Dori, sapaan akrab Khudori seperti disampaikan Tohar mengatakan, bertekad sebisa mungkin sampai Mekah dengan sepeda. Untuk jalur laut, Khudori berencana naik kapal. Selebihnya, bakal dilalui dengan bersepeda.
Mbah Dori menargetkan bisa sampai tepat waktu saat melakukan ibadah haji. Jadi, ada waktu sekitar 6 bulan lagi. "Bapak hanya berpesan minta dibuat selamatan saat pas pelaksanaan hari raya Qurban (10 Dulhijah).
Pihak keluarga sendiri memilih bersikap ikhlas dan mendoakan yang terbaik bagi Mbah Dori. Namun demikian, mereka optimis Mba Dori selamat tak kurang suatu apa.
"Kalau sudah punya kemauan, ayah gak bisa dicegah. Soal bersepeda, beliau sudah sering melakukannya. Biasanya ziarah. Pernah ke Semarang bersepeda untuk ziarah..
Bahkan tahun lalu, selama puasa ayah saya tak pulang. Ya itu tadi, ziarah dengan naik sepeda," kata Tobib.(cah/saefur)
---- Berita Terkait ----